Koran-koran hari Jumat Februari 2007 menurunkan berita tentang penyanyi pop Yuni Shara yang pergi menjenguk suaminya Henry Siahaan di tahanan polisi. Dalam berita itu disebutkan bahwa Yuni Shara sedih karena suami tercintanya kelihatan agak kurus setelah mendekam di balik jeruji besi.
Saya menjadi agak risau dengan frasa "suami tercintanya" dalam kalimat berita di atas. Sepengetahuan saya, "cinta" itu bukan gunung yang dapat dicari tolok bandingannya, sehingga ada gunung yang tertinggi, ada yang terendah. Gunung yang tertinggi adalah Everest di Himalaya, dan yang terendah adalah Gunung Sahari, di Jakarta, misalnya.
Jika seorang istri mencintai suaminya, maka cinta itu sudah memberi pengertian tidak terbatas dan tidak ada bandingannya. Jika ada cinta yang kurang dalam atau kurang bergairah itu namanya munafik, begitu nasihat nenek-nenek zaman dahulu. Lantas, mengapa pula ada kata suami "tercinta"?
Kata "cinta" yang diberi berawalan "ter" berarti sangat dicintai, begitu kata Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Itu artinya bahwa suami yang paling dicintai oleh Yuni Shara adalah Henry Siahaan.
Ada kesan lain di benak saya yang muncul dari akibat penggunaan kata "suami tercinta" itu. Sudah berapa kalikah Yuni Shara menikah sampai akhirnya dia menemukan laki-laki bernama Siahaan yang sangat dicintainya itu?
Kalau begitu, suaminya yang lain tentu ada. Yang kurang dia cintai atau yang tidak dia cintai kira-kira siapa? Sejak zaman dulu, di negeri ini memang sudah ada tradisi menikah bukan dia atas landasan cinta. Hanya menuruti adat saja, atau karena nafsu libido saja.
Zaman saiki dikenal juga kawin kontrak. Kawin yang begini ini, konon, sah juga sifatnya sebab dinikahi seorang ustaz. Sesudah selesai masanya, dan uang kontrak sudah dibayar tunai, maka bercerailah mereka dengan aman dan damai.
Raden Ajeng Kartini terpaksa menikah atas tuntutan adat. Dia kawin paksa untuk menjadi istri (muda?) Bupati Rembang, dan akhirnya pun dia mati muda. Tentu saja Bupati Rembang itu bukan suami tercinta bagi seorang Kartini.
Bagaimana pula sebaliknya. Aa Gym itu beristri dua orang perempuan. Yang satu disebut Teh Nini, telah melahirkan tujuh anak, dan yang lain bernama Teh Rini, janda dengan tiga anak. Siapakah di antara keduanya itu yang disebut "istri tercinta" bagi Aa Gym. Tidak mungkinlah dua-duanya tercinta semua. Bohonglah itu.
Maka itu orang menentang polygami.
I. Umbu Rey
Sabtu, 02 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar