Sabtu, 02 Februari 2008

Piala Citra

Kantor berita Antara menurunkan sebuah berita berjudul Masyarakat Film Serahkan Piala Citra ke Menbudpar. Mereka mengembalikan piala itu untuk memprotes para juri yang dianggap tidak adil dalam Festival Film Indonesia karena telah memenangkan film yang dianggap jiplakan (plagiat).

Tetapi, yang mereka serahkan kembali itu menurut saya bukan piala, sebab benda yang merupakan lambang keberhasilan orang-orang film itu sedikitpun tidak mirip dengan piala. Lalu, kenapa disebut piala?

Piala itu adalah tempat minuman (cawan) yang dibuat dari kaleng, gelas, atau kaca. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menjelaskan piala adalah cawan berkaki dibuat dari emas atau perak, dipakai sebagai tempat minum raja-raja.

Mungkin karena dipakai hanya oleh raja-raja, maka piala itu dianggap bernilai tinggi dan kemudian digunakan sebagai tanda penghargaan dalam kejuaraan olahraga.

Piala itu "bersaudara dekat" dengan mok, dan cangkir, karena mirip bentuknya dan sama-sama pakai telinga sebagai pegangan. Mangkuk dan piring itu bukan piala. Dandang, panci, periuk, dan belanga tidak bisa disebut piala. Hitam lagi. Fungsinya juga lain.

Dalam suatu kejuaraan atau turnamen atau kompetisi olahraga, orang (atlet) atau pihak yang menang biasanya mendapat penghargaan kenang-kenangan berupa piala. Bentuk penghargaan itu memang mirip atau sama dengan piala.

Lambang kemenangan dalam kejuaraan bulu tangkis disebut Piala Thomas dan Piala Uber karena bentuknya memang seperti piala juga. Demikian juga penghargaan dalam kejuaraan dunia sepakbola bentuknya piala. Ada piala tetap, ada juga piala bergilir.

Piala tetap berhak dimiliki seorang pemenang dalam dalam suatu kompetisi, atau turnamen, tetapi piala bergilir diperoleh dalam suatu kejuaraan. Atlet atau tim yang menang berhak mendapatkannya, tetapi jika kalah pada kejuaraan berikutnya maka piala itu harus diserahkan kepada pihak yang mengalahkannya.

Tetapi menurut pengamatan saya, penghargaan yang diberikan kepada artis film itu bukan piala, mirip piala pun tidak. Mungkin bisa disebut trofi, dari bahasa Inggris "trophy". Tanda kenang-kenangan ini pada umumnya diberikan kepada seseorang sebagai penghargaan dalam festival, atau pada pesta paduan suara (keroncong atau pop dll) atau sayembara keterampilan yang lain.

Bentuknya berupa patung kecil, atau piringan, atau vandel. Biasanya dimiliki secara tetap oleh yang memenangi festival itu. Jadi tidak ada trofi bergilir.

Cuma, penyebutan Piala Citra itu kalau diganti dengan Trofi Citra mungkin sekali akan mendapat protes dari insan perfilman, sebab namanya memang sudah begitu dari dulu.

Jadi.., tauk akh! Saya bingung, soalnya orang Indonesia memang suka bilang Piala Citra.

Januari 2007

I. Umbu Rey

Tidak ada komentar: