Senin, 07 April 2008

Madu

Yang saya tahu, madu itu adalah cairan manis yang keluar dari sarang lebah atau dari bunga yang sedang mekar. Madu itu berkhasiat bagi kesehatan tubuh manusia lantaran bisa bikin segar badan kalau diminum dengan telur ayam kampung.

Dalam masyarakat suku Jawa, madu dicampur dengan ramuan lain seperti susu, dan jahe atau halia dan diminum sebagai obat penangkal penyakit masuk angin. Maka itu disebut jamu STMJ (Susu Telur Madu Jahe).

Madu sering dikait-kaitkan dengan perkawinan kedua seorang lelaki dan jadilah istri keduanya itu disebut MADU. Janda muda tanpa ikatan pada umumnya adalah gambaran kecantikan manis rupa yang menggoda libido, dan karena itu sering bikin lelaki pusing kepala. Mungkin itu sebabnya jamu STMJ itu lalu diselewengkan menjadi "Susah Tidur Memikirkan Janda".

Banyak lelaki melirik janda, lalu mencari jalan untuk sekadar "pedekate". Itu istilah anak muda untuk melakukan pendekatan. Kalau nasib mujur, maka ibarat kumbang mengisap madu, maka janda itu boleh menjadi istrinya. Itu mungkin sebabnya perempuan itu disebut MADU. Istri atau bini yang kedua, ketiga dan keempat itu biasanya lebih MUDA daripada yang pertama maka disebutlah istri yang muda itu MADU.

Contoh kasus (maaf), adalah dai kondang yang kini mulai redup popularitasnya, Aa Gym, yang menjadikan Teh Rini sebagai madunya. MADU tidak selamanya perempuan janda. Perempuan lajang juga bisa dibikin jadi madu, tetapi manisnya itu sering membuat rumah tangga orang pecah berantakan.

Kisah kasus rumah tangga Bambang Tri Suharto (anak mantan Presiden Soeharto) yang konon dalam proses bercerai dengan istri pertamanya Halimah adalah contoh lain dari akibat godaan manisnya MADU.

Bambang diam-diam telah mengisap madunya Mayangsari dari kalangan artis yang bahenol tanpa minta permisi dari istri pertama. Kalau orang berduit semisal tokoh terkenal mencari madu maka persoalannya selesai di meja hijau. Habis bayar harto gono-gini, lalu sumpah setia dan janji di depan penghulu dan saksi. Madu sudah boleh dinikmati.

Yang jadi persoalan, kalau lelaki tak berduit ingin mengisap madu. Dia hanya BBM alias baru bisa mimpi. Celakanya, untuk mewujudkan impiannya, dia sering keluar beli "eceran". Maka jamu STMJ itu disebut lagi dengan istilah Sembayang Tekun Maksiat Jalan.

Kata MADU dalam kasus kawin-mawin bukan saja perempuan yang diibaratkan dengan cairan manis yang keluar dari sarang lebah atau bunga. Kuat dugaan saya bahwa MADU itu berasal dari kata PADU. Kita sering berkata bahwa sepasang remaja yang berpacaran adalah insan yang sedang "memadu cinta". Artinya cinta kedua remaja (lelaki dan perempuan) itu hendak "dipadu" atau disatukan supaya mereka dapat berumah tangga dan bersanggama.

Istri sah dari seorang lelaki sering berteriak dan protes kepada suaminya, "Saya tidak mau dimadu!" Sebenarnya yang dimaksudkannya adalah, dia tidak mau di-PADU-kan dengan perempuan lain. Kasus Bambang Suharto itu contohnya. Halimah tidak mau dipadukan dalam sebuah rumah tangga dengan perempuan lain, karena itu dia minta cerai. Atau, mungkin juga Bambang menceraikannya karena Mayangsari tidak mau di-PADU-kan dengan Halimah.

Kata PADU menjadi MADU itu sama halnya dengan kata lain seperti PINTA dan POHON. Dua kata yang terakhir ini tidak lagi digunakan orang sebagaimana mestinya. Orang lebih suka bilang MINTA dan MOHON. Alih-alih mengatakan "Apa yang kaupinta dan apa yang kita pohonkan kepada-Nya", setakat ini orang lebih suka berkata "Apa yang kauminta, dan apa yang kita mohon kepada-Nya".

Karena itu, saya mohon maaf kalau keliru.

Umbu Rey

Tidak ada komentar: