Jumat, 14 Maret 2008

Gemetar melawan GemeNtar

Keponakan saya suatu ketika bertanya, manakah yang benar: GEMENTAR atau GEMETAR? Dengan sigap saya menjawab bahwa kedua kata itu semuanya benar bergantung pada konteks kalimatnya.

Tetapi, KBBI edisi ketiga membuat saya kecewa lantaran GEMENTAR itu rupa-rupanya sudah tidak lagi digunakan. KBBI menganjurkan kita untuk menggunakan kata GEMETAR saja tanpa "N" (halaman 351, gemeNtar-->gemetar). Jadi yang benar adalah GEMETAR dan diberi arti bergetar anggota badan karena ketakutan (kedinginan dsb), menggigil karena ketakutan dsb.

Anjuran KBBI ini seakan-akan telah menyatakan bahwa kata GEMENTAR itu memang tidak ada atau tidak berlaku lagi. Apa alasannya saya tidak tahu sebab kamus itu tidak menerangkan mengapa GEMENTAR tidak lagi digunakan.

Waktu saya Sekolah Dasar di kampung, guru saya berkata bahwa GEMENTAR itu terbetuk dari kata dasar GENTAR yang mendapat sisipan EM. Sisipan EM pada kata dasar GENTAR itu memberi arti "sangat takut".

Perasaan takut yang amat sangat mungkin sekali membuat orang pingsan atau semaput dan tidak sadarkan diri. Orang yang GEMENTAR karena ketakutan mungkin sekali akan terkencing- kencing atau mengeluarkan keringat dingin dan bulu kuduknya berdiri. Orang yang sangat takut tidak pernah menggigil (kedinginan).

Kata GENTAR sekarang ini sangat jarang atau bahkan tidak lagi digunakan orang dalam percakapan sehari-hari. Kata itu hanya dapat kita dengar dalam syair lagu (mars) yang wajib dinyanyikan pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus setiap tahun. Kita tentu hafal lagu "Maju Tak GENTAR Membela Yang Benar". Tetapi, saya belum pernah mendengar lagu wajib "Maju Tak GETAR Membela Yang Benar".

GETAR adalah gerak berulang-ulang dengan cepat seperti tali biola atau gitar karena mendapat sentuhan. Kata GETAR yang mendapat sisipan EM sehingga menjadi GEMETAR menyiratkan arti "sangat banyak" getarnya.

Orang yang GEMETAR bisa dilihat dari badannya yang bergetar-getar dan menggigil-gigil sampai giginya pun gemeletak seperti bunyi gigi yang beradu, atau karena dingin yang menusuk tulang. Badan yang GEMETAR itu tidak ada hubungannya dengan rasa takut seperti yang diterangkan oleh KBBI.

Anehnya, KBBI yang suci ini telah mengartikan GENTAR itu sama saja dengan GETAR yakni gerak yang berulang-ulang yang cepat sekali. Kedua kata ini pun sama juga dikaitkan dengan rasa takut dan gelisah. Jadi tidak ada bedanya.

Saya lalu bertanya-tanya pada diri saya sendiri, guru sayakah yang salah sehingga saya menjadi keliru, atau KBBI ini memang salah merekam pengertian keliru yang diucapkan orang saban hari?

Mudah-mudahan saya memang keliru. Tetapi jika saya benar, maka sia-sialah langkah Pusat Bahasa dalam membuat kamus besar yang bisa menjadi acuan bagi semua orang, terutama bagi para wartawan dalam memperkaya kosa-kata bahasa Indonesia.

Saya juga pernah menulis dalam milis ini mengenai MUSYAWARAT yang tidak lagi diberi arti dalam KBBI sedangkan kalimat pada butir keempat Pancasila masih menggunakan kata itu. Demikian juga kata SYARIAH yang tidak lagi dianjurkan pemakaiannya. KBBI (edisi ketiga hal 1115) hanya memberi arti pada kata SYARIAT padahal kedua kata itu ramai digunakan secara bergantian saat ini.

Umbu Rey

Tidak ada komentar: