Rabu, 07 Mei 2008

Kintal, testa, dan gergantang

KINTAL yang saya maksudkan bukan "katak yang mengembungkan perutnya". Bukan juga "kintil" yang dalam bahasa Jawa berarti "ikut dalam perjalanan". KBBI menyebut lema KINTAL yang lain merujuk ke KUINTAL yaitu "satuan ukuran berat 100 kilogram".

Orang-orang Indonesia bagian timur mulai dari NTT sampai ke Maluku dan Papua serta Sulawesi Utara saya yakin pastilah mengerti apa yang saya maksudkan dengan kata KINTAL. Di wilayah itu, orang harus memiliki KINTAL lebih dahulu sebelum mendirikan rumah.

KINTAL adalah istilah untuk sebidang tanah yang ukurannya sudah tetap. Tanah itu biasanya dipagari sekelilingnya supaya tertentu batas-batasnya dengan milik orang lain di sekitarnya. Jikalau kintal itu sudah dipagari, orang lain yang tidak berhak secara otomatis dilarang masuk dan bahkan kambing atau hewam lain pun tidak boleh berkeliaran di situ. Pemiliknya akan marah-marah bahkan berang sekali kalau sampai ada orang atau ternak yang masuk ke situ.

"Hei, kalau maso orang pung kintal, bilang permisi dolu!" begitu kata orang Kupang.

Setakat ini KINTAL itu sudah disamakan saja dengan atau bersinonim dengan kata "pekarangan, atau halaman rumah". Tetapi, di Indonesia timur, kata KINTAL itu tampaknya lebih banyak digunakan orang daripada "pekarangan" .

KINTAL sesungguhnya bukan berasal dari bahasa daerah tertentu di wilayah Indonesia Timur, mungkin sekali berasal dari bahasa Portugis lantaran wilayah Indonesia bagian timur lebih banyak dikuasai oleh penjajah itu sebelum Belanda menguasai Nusantara.

Ada kata lain dari bahasa Portugis yang di wilayah Indonesia barat sama sekali tidak dikenal tetapi lazim digunakan sehari-hari oleh orang-orang Indonesia di wilayah timur. Orang Timor tidak biasa atau bahkan tidak mengenal DAHI atau KENING untuk menyebut bagian wajah manusia sebelah depan yang terletak di bawah rambut atau di atas mata. Mereka menyebut TESTA sebagai pengganti kata "dahi atau kening". (Suku kata "te" pada TESTA harus diucapkan seperti "tes").

Dalam KBBI, kata TESTA itu adalah istilah biologi yaitu selaput yang melindungi embrio tumbuhan berbiji dan berfungsi sebagai kulit biji.

Di Indonesia Timur, Anda jangan sampai mengatakan "TENGGOROK" atau TENGGOROKAN untuk menyebut mulut bagian dalam tempat saluran makanan masuk ke perut, sebab pada umumnya kata itu tidak terlalu dipahami orang awam. Meskipun di rumah-rumah sakit telah terpampang istilah THT yaitu Telinga, Hidung dan Tenggorokan, mereka tetap saja menyebut GERGANTANG atau GARGANTANG untuk istilah "tenggorok".

Orang Timor suka bilang," Jang pe'e lu pung gargantang!" Maksudnya jangan ribut atau jangan banyak omong. Diam.

Umbu Rey

Tidak ada komentar: