Bola itu bundar memang begitulah adanya. Itu arti sebenarnya, tetapi di samping itu, frasa ini juga merupakan ibarat atau metafora untuk
menyatakan sesuatu yang tidak pasti atau bisa berubah di luar perhitungan, terutama dalam menebak hasil pertandingan sepak bola.
Hitung-hitungan atau perkiraan orang mengenai negara mana yang bakal menang dalam kejuaraan sepak bola Piala Eropa belum lama ini sering
meleset dan akibatnya uang jutaan rupiah ludes gara-gara kalah taruhan, gara-gara bola itu bundar.
Awalnya dengan hitungan yang cermat setelah melihat komposisi dan kekuatan, ukuran tubuh dan kecerdasan para pemain serta taktik yang
dilakukan pelatihnya, tim "panser" Jerman diunggulkan 90 lawan 10. Hampir semua orang yakin tim itu bakal keluar sebagai juara Eropa tahun 2008.
Hitung-hitungan di atas kertas memang sudah sangat jitu, tetapi itu dia, gara-gara salah tebak maka harapan ingin jadi orang kaya pun lenyap. Bola yang bundar memang susah sekali ditebak ke mana arahnya dia melesat.
Kadang-kadang sudah ditendang ke arah yang pas, tetapi kenyataannya bola itu melenceng jauh sekali ke atas atau ke samping gawang.
Yang paling bikin kesal pendukung satu tim, ketika bola cuma menyentuh tiang gawang, atau ditahan kiper, sehingga gol gagal tercipta. Pendukung tim favorit tentu saja mengeluarkan suara keras karena kesal, "Aduuuuhhh..!" sambil garuk-garuk kepala. Tetapi lawannya justru senang dan gembira ria sebab gol tidak terjadi. Artinya, untuk sementara dia luput dari kekalahan.
Kesebelasan Spanyol sebenarnya tidak diperhitungkan pada awalnya sebab tim ini tidak pernah menang dalam kejuaraan sepak bola Euro sejak tahun 1964. Tetapi, perhitungan para pengamat bola ternyata bisa jungkir balik juga. Meleset juga.
Tim yang mendapat julukan Matador ini ternyata tidak pernah dikalahkan sejak awal sampai final. Tim Jerman ditekuknya di final dengan satu gol tunggal langsung pada babak pertama. Gol tercipta pada babak pertama oleh
Torres pada menit ke-30.
Itu semua gara-gara "bola itu bundar". Susah ditebak. Cuma, kenapa bola itu harus bundar, dan bukan bulat, itu persoalan lain lagi. Biasanya memang begitu orang bicara, tetapi mestinya harus ada alasan.
Karena itu saya bingung ketika teman saya bertanya, "Umbu, apa bedanya bundar dan bulat?"
KBBI menjelaskan bulat itu berbentuk seperti bola, misalnya, bumi itu bulat bentuknya. Bundar berbentuk lingkaran dengan jari-jari yang sama (panjang), misalnya meja bundar. Cuma itu. Arti yang lain adalah ibarat atau kiasan. Misalnya pikiran bulat, tekad bulat.
Yang bundar itu selalu bulat, dan yang bulat itu belum tentu bundar. Telur itu bulat, tidak ada telur yang bundar. Telur ayam dan bebek bulat lonjong bentuknya.
"Topi saya bundar, bundar topi saya. Kalau tidak bundar, bukan topi saya," begitu kata Ibu Guru ketika mengajar kita bernyanyi waktu sekolah dasar kelas satu. Ini stanza kedua dari lagu "burung kakatua hinggap di
jendela".
Wajah manusia ada yang berbentuk bulat oval (bulat lonjong atau bulat telur) dan ada bulat saja, tetapi belum pernah saya mendengar ada orang yang wajahnya bundar. Mungkin cuma Doraemon saja yang wajahnya bundar seperti bola.
Itu saja bedanya. Lalu bedanya yang lain apa, kata teman saya. Terpaksa saya bikin definisi sendiri. Bulat itu selalu kecil, dan bundar itu selalu besar. Buktinya, ada istilah "telan bulat-bulat". Mana ada "telan
bundar-bundar". Kita hanya bisa menelan bulat-bulat karena kecil. Yang besar-besar harus dikunyah atau dimamah dulu baru bisa ditelan.
Ada pula istilah "telanjang bulat", karena begitu pakaian dilepaskan, kelihatanlah benda yang bulat-bulat di tubuh kita. Yang perempuan ada dua yang bulat di bagian atas, dan yang laki-laki ada dua yang bulat di bagian bawahnya. Sebenarnya kelihatannya saja bulat tetapi bundar juga semuanya dan karena itu tidak bisa ditelan. Paling-paling cuma bisa diemut atau dikulum saja.
Bumi itu kecil saja karena itu orang menyebut bumi itu bulat (contoh KBBI). Bulan kelihatannya memang besar tetapi sebenarnya kecil juga, dan karena itu bisa ditelan oleh bumi. Bulan yang usianya baru tiga hari
bentuknya seperti sabit, tidak bulat dan kita sebut bulan sabit. Begitu juga matahari itu bulat bentuknya sebab bisa ditelan bumi. Misalnya, matahari lenyap di ufuk barat karena ditelan bumi.
Bola sepak yang ditendang di lapangan Senayan itu memang kecil jika dibandingkan dengan bumi tetapi sesungguhnya selalu tetap besar dan sebab itu orang menyebut bola itu bundar. Karena bentuknya bundar maka saya yakin sekali wartawan dan karyawan Perum LKBN Antara tidak mungkin bisa menelan bola sepak itu bulat-bulat.
Orang Perum LKBN ANTARA ini saya yakin tidak mau makan bola, tetapi kalau melihat duit maka duit itu selalu saja dilihatnya bulat. Maka dengan sekejap mata uang itu lalu ditelan atau diembatnya bulat-bulat sampai habis tuntas.
Sudah banyak kejadian uang ditelan bulat-bulat. Mulai dari uang koperasi, uang pengobatan dan transport dan terkahir kemarin uang sewa gedung Adhyana di lantai 2 habis pula Rp1 miliar lebih, ditelan bulat-bulat.
Umbu Rey
Rabu, 09 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar