Rabu, 25 Juni 2008

Mekar

Mekar adalah istilah yang hanya digunakan berkaitan dengan bunga. Pada awalnya memang begitu saja. Karena itu sesuatu yang mekar pastilah bunga, dan yang lain tidak pernah akan mekar. Sepatu saya mekar, mana ada?

Karena itu pula, "mekar" hanya berarti (mulai) berkembang; menjadi terbuka; mengurai. Mawar itu mekar disinari matahari pagi; mayang mekar. Inilah artinya sesungguhnya dari kata "mekar" itu.

Oleh sebab keindahaannya, bunga itu lama kelamaan menjadi metafora untuk melukiskan kecantikan seorang perempuan atau gadis belia. Istilah itu lalu masuk ke masalah cinta kasih ketika gadis muda anak Pak RT, misalnya, memasuki masa akil balik. Orang mengatakan si Minah sedang tumbuh mekar.

Kata orang, gadis itu ibarat sekuntum bunga yang sedang mekar, banyak orang ingin memetik lantaran harum baunya. Begitulah si Minah lalu dilamar seorang perjaka tampan rupawan anak bangsawan di RT sebelah. Maka jadilah mereka bersanding di pelaminan.

Pada tahun 1960-an penyanyi jelita dari kolompok musik The Favorite Groups bernama Tetty Kadi --sekarang menjadi anggota DPRD Jawa Barat-- menyanyikan dendang merdu ini:

Sekuntum bunga indah
yang sedang mekar
Selalu merindukan sinar surya
Selalu merindukan
jatuhnya embun
Sepertiku yang selalu menunggumu

Reff: Tanpamu apa artinya...dst

Demikianlah "mekar" itu tidak lagi mengacu hanya kepada bunga, karena maksudnya sudah mekar melebar pula ke bidang lain sampai ke masalah politik dan wilayah pemerintahan otonomi di Indonesia.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) lalu merekam sumua arti kata yang terucap dan merangkumnya menjadi seperti di bawah ini:

Me·kar v 1 (mulai) berkembang; menjadi terbuka; mengurai: mawar itu --
disinari matahari pagi; mayang --; 2 menjadi besar dan gembung; menjadi
banyak: adonan roti ini telah --; 3 menjadi bertambah luas (besar, ramai,
bagus, dsb): jalan sudah makin besar, kota juga tambah --; 4 ki (mulai)
timbul dan berkembang: di hatinya mulai -- perasaan cinta;

Me·me·kar·kan v menjadikan mekar (berkembang, bertambah besar, luas, dsb):
rencana untuk - wilayah kota ke selatan dan ke barat;

Pe·me·kar·an n proses, cara, perbuatan menjadikan bertambah besar (luas,
banyak, lebar, dsb): - lahan persawahan dilakukan dng membuat sawah-sawah
baru di bekas tanah tegalan.

Kata dasar, entri atau lema "mekar" itu sesungguhnya hanya memiliki arti seperti yang tercatat pada nomor (1) di atas, yakni menjadikan mekar (berkembang, bertambah besar, luas, banyak dan lebar). Arti lain yang tertera pada nomor 2, 3, dan 4 adalah arti kata yang berkembang kemudian.

Dari kata "mekar" turun pula kata berimbuhan "memekarkan" dan "pemekaran". Inilah kata yang banyak sekali digunakan akhir-akhir ini oleh pejabat pemerintahan dan para wartawan dalam pemberitaan mengenai pembentukan wilayah otonomi baru di Indonesia.

Saya agak risau melihat perkembangan arti kata itu ketika Kantor Berita Antara menyiarkan berita yang menyatakan PROVINSI JAWA BARAT DIMEKARKAN MENJADI PROVINSI BANTEN. Bahkan, hampir semua media massa di Indonesia menggunakan istilah PEMEKARAN WILAYAH PROVINSI.

Provinsi Jawa Barat itu dapatkah mekar menjadi Provinsi Banten? Dapatkah wilayah provinsi di Indonesia ini mekar? Rasanya penggunaan kata "mekar" sudah melewati batas nalar, sudah di luar logika.

"Mekar" artinya menjadi lebih besar atau menjadi lebih luas, dan "pemekaran" adalah proses menjadi lebih luas atau lebar. Jikalau Provinsi Jawa Barat itu dimekarkan atau menjadi mekar maka seharusnya wilayah provinsi itu menjadi lebih luas dan lebih besar.

Perkataan atau istilah "pemekaran wilayah" sesungguhnya tidak menghasilkan wilayah baru, sama seperti bunga yang mekar itu tidak akan menghasilkan bunga yang lain. Bunga itu mekar artinya bunga itu berkembang menjadi lebar dan luas lantaran tadinya dia hanya merupakan kuncup saja. Setelah mekar bunga itu tetaplah satu, tidak pernah menjadi banyak.

Lalu, dapatkah Provinsi Jawa Barat itu mekar menjadi Banten? Rasanya tidak masuk akal. Logika saya menyatakan bahwa Provinsi Jawa Barat itu tidak pernah mekar, sebab kalau mekar seharusnya wilayah Jawa Barat itu tentu menjadi lebih luas atau lebih lebar.

Provinsi Banten yang telah membentuk pemerintahan otonomi baru itu tidak akan dapat menjadikan wilayah Provinsi Jawa Barat lebih luas, tetapi sebaliknya malah menciutkan wilayah Jawa Barat menjadi lebih kecil karena wilayanya sebagiannya sudah menjadi Provinsi Banten.

Provinsi Banten yang baru terbentuk itu bukanlah hasil "pemekaran" dari Jawa Barat tetapi hasil "pemecahan" dari wilayah Jawa Barat. Dengan perkataan lain, Jawa Barat itu pecah sehingga terbentuklah Banten. Kata "pemekaran" tidak sama dengan "pemecahan". Pecah artinya terbelah menjadi beberapa bagian (KBBI).

Harus diingat pula, pemekaran wilayah Indonesia hanya terjadi dua kali sejak 17 Agustus 1945. Yang pertama terjadi pada tahun 1963 ketika Irian Barat masuk menjadi bagian wilayah Indonesia, dan yang kedua tahun 1976 ketika Timor Timur bergabung menjadi provinsi ke-27 RI. Wilayah Indonesia menjadi lebih luas karena pemekaran wilayah.

Tetapi, pada tahun 1999 wilayah Repbulik Indonesia ibarat daun "putri malu" yang menguncup kena sentuhan tangan. Wilayah Indonesia lalu menciut dan berkurang luasnya lantaran Timor Timur memisahkan diri dari NKRI. Itulah yang disebut pemecahan wilayah.

Umbu Rey

Tidak ada komentar: