Selasa, 14 Juli 2009

MemBERolahragakan?

Ini istilah lama peninggalan Presiden Kedua RI Soeharto. Siapakah yang berani membantah kalau Pak Harto omong salah ...., kagak ada!! Maka jadilah istilah itu bergaung sampai sekarang dan dianggap benar saja.

"Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat" belakangan baru dikoreksi setelah Pak Harto lengser keprabon. Soalnya setelah reformasi, orang sudah kagak takut lagi bilang Pak Harto itu salah karena dia tidak lagi berkuasa dan sekarang sudah almarhum. Coba kalau masih berkuasa...., elu bakal digebuk, tau!

Kata yang dikoreksi oleh teman-teman yang berkerja di media massa sekarang ini adalah mengolahragakan masyarakat. Kata itu dianggap salah karena alasan, masyarakat tidak dapat menjadi atau dijadikan olahraga.

Profesor Anton M. Moeliono, mantan kepala Pusat Bahasa, ketika diskusi bahasa di suatu tempat, dan saya lupa waktunya, berpendapat bahwa seharusnya kita mengatakan memBERolahragakan masyarakat. Kata berimbuhan "memberolahragakan" masyarakat itu mengandung makna "membuat masyarakat gemar berolahraga".

Yang perlu mendapat perhatian, menurut KBBI III kata "olahraga" itu adalah sebuah lema atau sebuah entri, atau sebuah kata dasar yang terdiri atas empat suku kata dan ditulis serangkai. Berolahraga artinya melakukan gerak badan (berenang, bermain bola, dsb).

Dari kata dasar olahraga akan turun sublema seperti ini:

1. Olahraga --> mengolahragakan --> pengolahraga --> pengolahragaan --> olahragaan

Jika kata dasar "olahraga" itu diberi awalan ber- maka:

2. Olahraga --> berolahraga - -> peolahraga --> memperolahragakan --> perolahragaan

Dalam butir (2), dalam kata "memPERolahragakan" terkandung maksud 'membuat masyarakat supaya gemar atau giat BERolahraga'.

Bandingkan dengan turunan kata daya ini:

3. Daya --> berdaya --> pedaya --> memperdayakan --> perdayaan

Turunan kata "memPERdayakan" pada butir (3) seharusnya berarti "membuat orang supaya BERdaya (guna)". Tetapi KBBI III malah mengartikan kata "memperdayakan" sama dengan memperdaya atau tipu muslihat atau menipu.

Dalam milis ini tahun yang lalu saya memperkenalkan kata MEMPERDAYAI untuk padanan kata tipu muslihat itu.

Kalau begitu, "memBERolahragakan" dan "memBERdayakan" masyarakat adalah penyimpangan tata bahasa. Jika kita hendak membuat orang supaya berdaya seharusnya kita "memPERdayakan" orang itu, dan jika kita hendak "membuat kebiasaan supaya masyarakat giat atau gemar berolahraga" maka seharusnya kita mengatakan "memPERolahragakan" masyarakat. Artinya, membuat masyarakat berolahraga.

Umbu Rey

Tidak ada komentar: