Minggu, 12 Juli 2009

Heng

Anda pasti tahulah masalah permainan sepak bola. Di daerah saya, di Sumba, NTT permainan ini sangat populer. Seorang mantan pemain nasional sepak bola PSSI bernama Sinyo Aliandu, pernah tenar pada akhir tahun 60-an sampai awal tahun 1970-an gara-gara sepak bola. Dia kemudian dipercaya menjadi pelatih nasional PSSI dan hampir-hampir meloloskan Adolf Kabo dan kawan-kawan masuk Piala Dunia.

Sinyo Aliandu pernah bermain di klub perserikatan PSMS Medan dan Persija Jakarta. Tidak banyak orang tahu bahwa dia belajar sepak bola justru di belakang dapur rumah saya. Soalnya, pas di belakang rumah saya itu ada sebuah kompleks Sekolah Guru Atas (SGA) dan Sekolah Guru Bantu (SGB) yang dikelola yayasan persekolahan Masehi (kalau saya tidak salah, sekarang sudah ditutup). Di situ dia bersekolah pada awal tahun 1960.

Pertandingan di lapangan luas dengan menendang-nendang bola kulit itu di negeri saya tidak disebut sepak bola. Kami menyebut pertandingan "bola kaki". Sebutan itu rasanya lebih tepat daripada "sepak bola". Soalnya, konon, itu permainan berasal dari Inggris dan diberi nama "football". Jadi terjemahannya mesti kita sebut "bola kaki". Di Amerika Serikat permainan itu disebut "soccer".

Permainan ini sangat digemari orang tua dan muda di kampung saya, dan karena itu semua penggemarnya pastilah tahu istilah dalam permainan itu. Cuma, sebutannya dalam bahasa Inggris diucapkan begitu saja menurut cara bibir orang sana menyebutnya.

Pemain menyundul bola disebut "kop", tendangan dari sudut kiri atau kanan disebut "kornel" (maksudnya corner). Tendangan bebas disebut "perkik". Wasit itu meniup "lufrik' atau "levrik", kadang-kadang "fluit". Penjaga gawang disebut "kifer" atau "kiper'.

Kalau ada pemain bola yang lari berliku-liku melewati beberapa pemain, maka istilahnya adalah "menggoreng bola". Pemain yang berada di belakang garis pertahanan biasanya ada dua orang, dan mereka disebut "bek". Itu dulu, sekarang ini yang disebut bek bisa terdiri atas empat orang sekaligus, tergantung strategi permainan yang diterapkan pelatihnya untuk menghadapi lawan.

Dalam dunia sepak bola moderen, ada sistem 4-4-2, yang artinya empat bek, empat pemain tengah dan dua penyerang. Strategi itu bisa ditukar-tukar menjadi 4-2-4, atau 4-3-3, atau 2-5-3, pokoknya pemain selain kiper itu harus berjumlah sepuluh. Pemain tengah pun ada yang disebut "gelandang", ada yang disebut "libero".

Tendangan hukuman dari titik putih itu disebut "12 pas". Dulunya dihitung dengan 12 langkah dari bawah garis gawang yang kira-kira sama dengan 12 meter. Sekarang kita kenal dengan tendangan penalti. Dulu, tendangan hukuman 12 pas itu biasa terjadi kalau bola menyentuh tangan pemain bertahan dalam daerah kotak penalti. Istilahnya mereka sebut "hensbol" atau "hens".

Saya periksa KBBI edisi ketiga dan keempat. Istilah untuk "menyentuh bola dengan tangan dalam permainan sepak bola disebut "heng". Istilah dari dialek mana itu saya kurang tahu.

Di kantor saya, kalau peranti lunak atau program komputer itu tidak bergerak atau "ngadat" ataau macet, teknisinya bilang "heng" juga. Jadi, program komputer "ngadat" dan bola tersentuh tangan pemain sama-sama "heng".

Kepala lagi pusing dan tidak bisa berpikir biasa kita sebut "otak lagi heng". Kalau lancar baru disebut heng ing eng.....!!!

Umbu Rey

Tidak ada komentar: