Jumat, 18 Desember 2009

"--------," tukasnya.

TUKAS. Ini kata apa? Sudah beberapa kali (mungkin) kata ini dibicarakan. Setiap kali dikeritik lebih banyak lagi penggunaannya disalahartikan. Kantor Berita Antara, menurut pengamatan saya, paling kerap menggunakan kata TUKAS itu secara tidak tepat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI dengan jelas menerangkan bahwa TUKAS, atau MENUKAS adalah mendakwa (menuduh) dengan alasan yang tidak cukup atau asal menuduh saja.

Coba perhatikan kalimat langsung dalam berita hari Kamis (6/7) yang diturunkan Kantor Berita Antara berikut ini:

"Kalau paket Rancangan Undang-Undang (RUU) baru selesai Januari 2008, itu masih tetap normal, tidak mengganggu tahapan pemilu," TUKAS Andi Yuliani Paris.

Kalimat dalam kutipan langsung di atas dimulai dengan kata KALAU. Itu berarti bahwa kalimat itu adalah sebuah pengandaian. Jadi jelas sekali kalimat itu bukan menuduh atau tuduhan. Dengan kata lain, Andi Yuliani tidak menuduh siapa-siapa dengan alasan yang tidak cukup.

Lalu, mengapa wartawan Antara mengatakan "tukas" Andi Yuliani Paris? Penggunaan kata yang tidak tepat seperti ini dapat membuat kuping orang yang bernalar pastilah gatal karena dia bingung atau tidak mengerti.

Kata di belakang kutipan langsung sepengetahuan saya tidak asal saja menggunakan kata yang kita sukai. Biasanya, yang umumnya digunakan adalah semua kata yang diawali dengan awalan ber-. Jadi, ada kata bertanya, berkata, berjawab, bersahutan, bertambah ...dstnya, itulah yang dapat kita gunakan menjadi: tanyanya, katanya, jawabnya, sahutnya, tambahnya,...dst.

Itu sebabnya janggal sekali rasanya jikalau para wartawan dan para penulis novel seenaknya menggunakan kalimat langsung dalam kutipan seperti ini' " ------------," akunya, apalagi "batinnya", dan "jelasnya". Apanya yang jelas? Ganjil betul.

Jikalau terpaksa saya hendak menulis kata "tukas" atau "jelas" untuk mengakhiri kalimat dalam kutipan langsung, biasanya saya menggunakan bentuk seperti ini , "-----------," katanya menukas, atau "--------------," katanya menjelaskan.

Bentuk seperti itu saya gunakan karena tidak ada kata "bertukas, atau berjelas.

Dewasa ini, dalam bentuk yang lain, bahasa Indonesia memang makin sering digunakan secara sembarangan, dan celakanya, jika di-Inggris-kan tentu akan membuat mata orang asing terbelalak karena tidak mengerti atau bingung. Kalimat Indonesia (yang banyak salahnya) biasanya diterjemahkan lurus-lurus saja menurut versi Indonesia. Persis seperti Tukul Arwana berbahasa Inggris di acara Empat Mata.

"Jam terbang" diterjemahkan menjadi "fly watch". Di dalam istilah sepakbola, "main kayu" (maksudnya main keras, atau kasar) diterjemahkan menjadi "playwood". Waktu saya masih meliput olahraga bulutangkis dulu, Susi Susanti dan kawan-kawannya menerjemahkan "ibu kota" menjadi "mother city".

Negeri ini memang mempunyai kebiasaan berbahasa paling membingungkan di dunia. Hari ini (Kamis 6/7/007) Presiden SBY mengutip pernyataan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Collin Powell, yang mengatakan "Indonesia is the most misunderstood country in the world". Hehehe...mungkin yang dimaksudkannya, negara yang paling tidak bisa dimengerti di dunia.

Pak SBY mungkin sedang menukas dalam bahasa Inggris.

Umbu Rey

Tidak ada komentar: