Selasa, 21 Oktober 2008

Mengapa "petualangan"

Tulisan yang dimuat di rubrik bahasa halaman 15 harian KOMPAS bulan Juli 2008 berjudul "Mengapa Berpetualangan". Penulisnya adalah anggota milis guyubbahasa juga. Namanya Pamusuk Eneste. Bagus memang, tetapi saya ingin kasih sedikit komentar dari bagian terakhirnya saja seperti yang saya kutip berikut:

"Pada hemat saya kita harus menghentikan petualangan kata berpetualang."

Kata petualangan dalam kalimat di atas sungguh sangat merisaukan saya, dan karena itu tulisan ini saya beri judul "Mengapa Petualangan?"

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) edisi ketiga, petualangan terbentuk dari kata dasar "tualang" yang berarti (1) beterbangan tidak keruan (ttg lebah) dan (2) orang yang tidak tentu tempat tinggalnya (berkeliaran), gelandangaan, atau pengembara.

Sampai kini kata "tualang" hanya berhak atau lazimnya hanya mendapat awalan "ber-" sehingga kita seharusnya hanya dapat berkata bertualang. Saya belum pernah mendengar orang berkata "menualang" dan KBBI edisi ketiga pun tidak mencatat kata itu.

Lalu, mengapa ada kata "petualangan", yang dalam KBBI diberi arti "perihal bertualang"? Jikalau kita perhatikan kelaziman orang berbahasa (kalau mungkin dapat disebut kaidah) maka pada umumnya kata dasar yang diberi awalan "ber-" akan menurunkan kata berimbuhan sbb:

1. Tualang --> bertualang --> mempertualangkan (tidak berterima) --> pertualangan --> petulang.

Bandingkan:

2. Juang --> berjuang --> memperjuangkan --> perjuangan --> pejuang

3. Dagang --> berdagang --> memperdagangkan --> perdagangan --> pedagang

4. Main --> bermain --> mempermainkan --> permainan --> pemain.

Kata dasar atau lema "tualang, juang, dagang," pada butir (1), (2), dan (3) di atas tidak pernah mendapat awalan "me-, dan karena itu tidak ada kata "menualang, menjuang, dan mendagang". Itu sebabnya tidak muncul kata "penualangan", "penjuangan", dan "pendagangan".

"Petualangan" itu dari mana asal-muasalnya, tak jelas benar. Jikalau KBBI mencatat kata "petualangan" pada halaman 1213 maka kata itu mungkin sekali adalah rekaman dari kebiasaan orang yang mengucapkannya secara salah kaprah.

KBBI sampai kini hanya merupakan buku yang merekam kata-kata tersebar yang lazim diucapkan orang saban hari dalam kurun waktu tertentu. Karena itu untuk mengetahui kebenaran arti kata-kata dalam kamus itu kita harus pula mengujinya melalui pernalaran tata bahasa (kaidah).

Menurut rumus pada butir (1) di atas, kata "pertualangan" diturunkan dari kata "bertualang". Jadi yang dimaksudkan dengan "perihal bertualang, perbuatan menekad (menyeleweng)" dalam KBBI edisi ketiga halaman 1213) seharusnya adalah pertulangan dan bukan petualangan".

Umbu Rey

Di bawah ini salinan tulisan "Mengapa Berpetualang?"

Ada satu kata yang kian populer di media cetak beberapa tahun terakhirini. Sayangnya, kata itu sebetulnya bentuk yang salah kaprah. Yang sayamaksud adalah kata berpetualang! Kata berpetualang telah menggeserkedudukan kata yang kaprah, yakni bertualang. Tidak percaya?

Menurutpenelitian 'Profesor' Google (15 Juli 2008), berpetualang terdapat dalam248.000 dokumen, sedangkan kata bertualang hanya dalam 60.600 dokumen.

Anehnya, berpetualang tidak hanya digunakan orang tak berpendidikan. Orang berpendidikan tinggi pun ikut larut dengan berpetualang. Simak saja kutipan berikut. "Berpetualang untuk Berpromosi" judul berita Kompas, 2Desember 2005."

Di sana, anak-anak bisa diajak berpetualang di alam terbuka sambil belajar bercocok tanam dan kegiatan lain yang sulit dilakukan di daerah perkotaan" pada Kompas, 12 Juli 2008. "Suatu kali, saya bisa ikut bersama Harry Potter berpetualang dengan bubuk floo, melawan sihir Voldemort" pada Matabaca, Desember 2005.

Janganlah kaget, kutipan terakhir berasal dari penulis berpendidikan S-3. Namun, kalau kita tanya apa arti berpetualang, pemakai kata itu mungkin akan bingung sendiri. Kenapa? Kata berpetualang tak kita temukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa) atau Kamus Umum BahasaIndonesia (Badudu - Zain) atau Tesaurus Bahasa Indonesia (Eko Endarmoko).

Kata yang tercatat dalam kamus adalah bertualang, yang berasal dari akar kata tualang. Kata bertualang menurut KBBI Edisi Ketiga bermakna'mengembara ke mana-mana', 'selalu pergi ke mana-mana'. Tualang sendiri berarti 'beterbangan tidak keruan' dan 'tidak tentu tempat tinggalnya (berkeliaran) '.

Orang yang bertualang disebut petualang. Proses pembentukan kata bertualang sama dengan berdagang dan berjuang. Kedua kata terakhir berasal dari akar kata dagang dan juang ditambah dengan awalan ber-.

Selanjutnya, orang yang berdagang disebut pedagang, orang yang berjuang disebut pejuang. Kita hampir tak pernah mendengar atau membaca kata berpedagang atau berpejuang. Yang sering muncul hanya berpetualang dan frekuensinya sangat tinggi. Ini sudah terbukti dengan hasil penelitian'Profesor' Google.

Kenapa muncul bentuk berpetualang? Saya menduga karena dua hal pertama, karena ketidaktahuan saja. Orang tak tahu bahwa berpetualang salah kaprah sehingga dipakai terus-menerus. Kedua, mungkin orang menganggap proses pembentukan kata itu sama dengan kata berpedoman dan berpengaruh.

Kedua kata terakhir ini memang berasal dari kata pedoman dan pengaruh. Namun, haraplah diingat, kedua kata ini merupakan kata dasar yang mendapat awalan ber-. Tidak demikian halnya dengan berpetualang.

Memang berpetualang berasal dari petualang dan awalan ber-. Hanya saja kata petualang bukan kata dasar, seperti pedoman dan pengaruh. Kata petualang merupakan turunan dari tualang dan awalan pe-.

Pada hemat saya kita harus menghentikan petualangan kata berpetualang. Kalau Anda ingin bertualang, silakan saja, tetapi jangan bilang berpetualang.

PAMUSUK ENESTE
Editor pada Sebuah Penerbit Buku