Para pemuka agama, pendeta, atau pastor tidak pernah mempersoalkan situs Kalvari dan kuburan atau peninggalan kuno apa saja yang berhubungan dengan hikayat kitab Injil jika mereka berkhotbah di gereja-gereja. Tetapi, para ahli purbakala di Timur Tengah masih terus mencari kebenaran hikayat kitab suci, dan berusaha menggali situs tempat Yesus Kristus disalibkan dan dikuburkan.
Kaum Kristen mendasari iman mereka pada satu nats sabda Yesus dalam Yohanes 2:29 yang mengatakan “….berbahagialah orang yang tidak melihat tetapi percaya.” Karena itu, situs peninggalan kuno dalam riwayat suci Alkitab tidaklah terlalu penting untuk dibicarakan dalam khotbah kebaktian ritual orang-orang Kristen.
Peristiwa pembuatan bahtera raksasa pada zaman Nuh tidak lagi dianggap masuk akal oleh manusia pada abad ultra canggih zaman saiki. Tetapi umat Kristen percaya bahwa peristiwa besar pada zaman kuno itu memang telah terjadi.
Yang lebih penting bagi mereka adalah keyakinan bahwa pekerjaan besar pada zaman purbakala itu sebenarnya bukanlah perbuatan tangan manusia. Sebab, semua kisah kejadian dalam kitab Taurat dan Injil diyakini sebagai suatu bentuk bahasa atau kemunikasi antara Tuhan dengan manusia menurut akal dan perkembangan akal manusia ketika itu.
Tetapi, tiap-tiap kisah dalam Alkitab baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru justru merupakan bahan perhatian sangat menarik bagi para ahli purbakala untuk digali dan diteliti.
Penggalian pun sudah banyak dilakukan, mulai dari situs peninggalan kuno bahtera Nuh, mahkota dan senjata serdadu raja Firaun di dasar laut Teberau sampai pada perkiraan wajah Yesus pada bekas kain kafan penuh bercak darah yang tertinggal di dalam kubur ketika Dia bangkit dari kematian.
Pada tahun 1980, serombangan penginjil dan arkeolog dari Australia datang ke Jakarta dan berkhotbah beberapa lama di Istora Senayan tentang kebenaran riwayat Injil berdasarkan pembuktian para arkeolog dari hasil penggalian situs purbakala. Setelah melakukan penggalian bertahun-tahun, kata penginjil, para arkeolog telah menemukan situs purbakala di Gunung Ararat, kira-kira di dalam wilayah Iran sekarang ini.
Menurut cerita Injil, sebuah bahtera besar terdampar di atas gunung itu setelah lebih kurang 40 hari lamanya terkatung-katung di air bah. Nuh dan ketiga anaknya, Sem, Ham dan Yafet beserta dengan istri mereka masing-masing berada dalam perahu besar itu. Mereka dan segala jenis binatang baik yang melata dan berkaki serta segala jenis burung diselamatkan ketika Tuhan murka dan menghancurkan bumi.
Penggalian situs di atas gunung Ararat, kata para arkelog, telah membuktikan kebenaran cerita dalam Kitab Kejadian 8:4 yang menyebutkan bahwa “dalam bulan yang ketujuh pada hari yang ketujuh belas bulan itu, tersandarlah bahtera itu pada pergunungan Ararat”.
Dalam serial film “Believe It or Not” yang ditayangkan oleh satu-satunya televisi di Inddonesia TVRI pada akhir dekade tahun 1970, pewara (presenter) Jack Pelens juga bercerita tentang situs peninggalan kota Yerusalem kuno. Dia juga juga bercerita tentang danau berkadar garam sangat tinggi di wilayah Israel. Danau garam yang sekarang disebut Laut Mati (karena tak ada
sejenis hewan air dapat hidup di situ) diyakini sebagai bekas kota Sodom dan Gomora dalam cerita Injil yang dihancurkan Tuhan dengan api dan belerang.
Dalam tahun 1985, wartawan Kantor Berita Reuters di Yerusalem, Bernard Edinger, melaporkan bahwa seorang arkeolog Italia telah pula menemukan situs Gunung Sinai yang menurut kisah Injil Perjanjian Lama, di tempat itulah Musa menerima dua loh batu yang berisi Sepuluh Perintah Tuhan atau Ten Commandments.
Ahli purbakala berkebangsaan Italia bernama Emmanuel Anati itu mengatakan Gunung Sinai tiada lain dari sebuah bukit yang kini bernama Har Karkom. Bukit itu terletak pada ketinggian 850 meter di Gurun Negev di wilayah Israel.
Anati mengatakan di situs kaki gunung Sinai terdapat 12 batu besar yang tersusun menyerupai altar tempat persembahan. Dia berkesimpulan bahwa itulah mezbah persembahan yang didiriknn oleh Musa menurut jumlah suku bangsa Israel, persis seperti tertulis dalam Kitab Injil Keluaran 24:4.
Menurut penelitian Anati, di puncak gunung itu terdapat pula satu lekukan tanah yang mungkin sekali berhubungan dengan nats Injil Keluaran 33:21-22, “….engkau dapat berdiri di atas gunung itu dan apabila kemulian-Ku lewat, Aku akan menempatkan engkau dalam lekukan itu.”
Anati, (65 tahun pada 1985) yang memimpin sebuah pusat penyelidikan purbakala dekat Milan mengatakan Har Karkom berisi lebih dari 35 ribu batu berukir yang kebanyakan menggambarkan tema-tema religius seperti yang diungkapkan dalam Kitab Keluaran.
Bukit tempat tempat altar suci Musa itu dahulu dianggap sebagai tempat keramat oleh suku-suku bangsa Amalek, Median, dan Ibrani yang mendiami daerah sekitarnya, kata Anati.
Lantas, di manakah Yesus Kristus juru selamat umat Kristen disalibkan dan dikuburkan? Dua pristiwa itu semula dipandang amat penting karena di tempat Yesus dikuburkan lalu bangkit pada hari Paskah, di situ pula orang-orang penganut ajaran Injil biasanya berkumpul untuk bersembahyang atau melakukan ritual.
Kantor Berita United Press International (UPI) dalam tahun 1985 juga melaporkan dua situs yang letaknya terpisah satu dengan yang lain berdasarkan penelitian ahli purbakala Dan Bahat dan seorang pendeta Gereja Anglikan dari Dorset, Inggris bernama Rev. Bill White.
UPI melaporkan, di sebelah gerbang kota tua Damaskus terdapat taman yang ditumbuhi pohon lemon, aleppo, dan pohon cemara. Taman purbakala itu dikenal dengan nama Garden Tomb. Di dekatnya terdapat sebuah bukit berbatu gamping yang tersusun menyerupai tengkorak manusia.
Pada ambang pintu gerbang di taman perkuburan Garden Tomb itu tertera tulisan seperti yang terdapat dalam Kitab Injil Perjanjian Baru, “Dia tidak ada di sini. Dia telah bangkit”.
Kira-kira setengah mil jaraknya dari Garden Tomb di sekitar areal kota kuno Damaskus terdapat gereja angker yang disebut Church of Holy Sepulchre atau Gereja Nisan Suci. Gereja itu pengap dan gelap. Bau kemenyan merebak memenuhi sudut ruangan sehingga orang-orang yang pergi berdoa ke tempat itu ngeri ketakutan.
Kedua tempat keramat itu dalam minggu-minggu suci menjelang Paskah biasanya dipadati oleh para peziarah, yang menurut Kementerian Pariwisata Israel dapat mencapai 45 ribu orang, kata UPI (laporan tahun 1985).
Tempat dan waktu peribadatan untuk mengenang peristiwa kebangkitan Yesus itu pun berbeda-beda menurut versi aliran dalam agama Kristen. Orang Kristen Evangelis berdoa di Garden Tomb, kaum Katolik Latin mengadakan kurban misa pada hari Minggu di Gereja of Holy Sepulchre (Gereja Nisan Suci), dan umat Kristen Syria dan Koptik juga bersembahyang di gereja angker itu, tetapi seminggu kemudian. Itu terjadi karena perbedaan almanak penanggalan Gregorian dan Julian.
Para sarjana purbakala Kristen dan Yahudi menyatakan kira-kira tahun 200 Sesudah Masehi para penganut Kristen telah menetapkan kepercayaan bahwa Juru Selamat mereka dikuburkan dan bangkit di situs gereja angker Church of Holy Sepulchre itu. Arkeolog Dan Bahat di Distrik Yerusalem juga menyatakan keyakinannya bahwa Yesus memang telah dikuburkan di situ.
Keempat kitab Injil dalam Perjanjian Baru menyatakan Yesus dibawa ke suatu tempat di luar kota, yakni di atas sebuah bukit bernama Golgota atau “tempat tengkorak”. Setelah Yesus mati di kayu salib, jenazah-Nya lalu diturunkan dan dikuburkan di sebuah gua pahatan yang masih baru, tetapi tidak disebutkan di Garden Tomb atau di Church of Holy Sepulchre.
Orang-orang Kristen Evangelis mengatakan taman perkuburan Garden Tomb yang terletak kira-kira sedikit di luar tembok kota tua di pinggir jalan menuju ke Nablus, Jericho, dan Jaffa (sekarang Tel Aviv), cocok benar dengan cerita dalam kitab Injil.
Tempat tengkorak yang disebut juga Golgota itu, menurut mereka, kira-kira terletak berhadapan dengan terminal bus yang sekarang dipadati banyak kendaraan.
Pendeta Bill White, sekretaris jenderal perkumpulan antar-sekte masyarakat di Inggris, yang juga pemilik perkuburan Garden Tomb itu adalah salah satu dari banyak pemuka agama yang percaya bahwa Yesus Kristrus disalibkan di lokasi di sebelah atas terminal bus itu.
Menurut pendapatnya, setelah Yesus wafat, jenazah-Nya lalu diturunkan dari kayu salib dan dibawa ke tempat pemakaman Garden Tomb. Tetapi White lebih menaruh perhatiannya pada pesan spiritual daripada argumentasi penggalian dan penelitian para ahli purbakala di sekitar Garden Tomb.
Bagaimanapun, penelitian para ahli purbakala itu telah memberikan bantuan visual yang lebih baik tentang riwayat Paskah, kata White. “Tanpa peristiwa penyaliban dan kematian itu tak akan pernah ada gedung gereja dibangun di sini, Puji Tuhan,” katanya. Semua penelitian akan memberikan pertolongan bagi mereka yang ingin membangun gereja atau sinagoga berdasarkan cerita Injil di Tanah Suci.
Meski demikian, para peneliti arkeologi mengakui bahwa suatu cerita dari kebiasaan atau kesaksian dari orang-orang yang hidup berdekataan dengan saat-saat peristiwa itu terjadi sebenarnya jauh lebih otentik daripada penemuan situs yang terbaru.
Sebuah waduk yang dapat menampung 250 juta galon air dan sebuah tempayan anggur yang terdapat dalam taman perkuburan Garden Tomb itu menunjukkan saat ketika Yesus menjalankan tugas-tugas kerasulan di bumi, tetapi sampai dengan tahun 1883 tidak ada bukti-bukti penelitian yang menyebutkan waktu kematian Yesus.
Di samping itu, gereja angker Church of Holy Sepulchre itu diperkirakan dibagun dalam tahun 327 sesudah Masehi, ketika Constantine dan istrinya Helena yang menganut kepercayaan Kristen pergi ke tanah suci itu dan menemukan situs tempat penyaliban dan kebangkitan.
Para sarjana dan pemuka agama menjelaskan bahwa gereja angker itu dibagun di atas bekas perkuburan orang-orang Yahudi pada abad pertama.
Dalam tahun 1972, kira-kira 30 kaki di bawah gereja Constantine milik sekte Armenia itu para arkeolog telah menemukan lagi batu bertulis yang menggambarkan sebuah perahu yang kira-kira dilukis pada tahun 200 Sesudah Masehi.
Dan Bahat memperkirakan perahu itu dilukis oleh para peziarah Kristen barat untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa pada masa kehidupan Kristus, di sebuah tebing di bawah bukit Golgota, tempat mereka berkumpul untuk melakukan upacara keagamaan. Karena itu, Dan Bahat yakin para peziarah itu bersembahyang di situ sebab di situlah Yesus Kristus bangkit kembali dari kematian.
“Saya yakin sekali bahwa peristiwa penguburan dilakukan di tempat itu,” kata
Bahat.
Sesungguhnya kontroversi tentang situs kubur dan tempat Yesus disalibkan tidaklah merupakan persoalan penting. Para pemuka agama dan arkeolog Dan Bahat, atau pendeta White pada akhirnya lebih percaya pada pesan spiritual iman kepercayaan daripada penemuan peninggalan benda-benda dan situs kuno.
“Kubur itu tidak penting,” kata pendeta White. Semua peninggalan kuno yang digali oleh para arkeolog hanyalah sebuah gambaran visual tentang kebenaran mengenai kisah Injil, katanya.
“Kristus telah bangkit. Itulah sesungguhnya pesan yang hendak dikemukakan dalam penggalian benda-benda dan situs kuno itu. Lagi pula, dapatkah Anda menemukan kepompong jikalau kupu-kupu itu telah terbang dan hilang?” kata White.
Umbu Rey
Selasa, 30 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar