Dulu ketika masih Sekolah Rakyat (SR), seingat saya kata "matahari" itu ditulis terpisah lantaran terdiri atas dua kata yakni "mata" dan "hari" sebagaimana kita menulis mata air, mata hati, mata pisau, mata kaki, dan mata rantai.
Sekarang ini "mata hari" (tercatat dalam kamus KBBI edisi ketiga) sudah menjadi lema sendiri dan penulisannya diserangkaikan menjadi "matahari", tetapi mata air, mata kaki, mata hati, mata pisau, dan mata rantai tetap saja dipisahkan penulisannya sampai sekarang.
Dua kata yang digabungkan itu terbentuk dari dua lema yang berlainan arti tetapi kemudian menghasilkan sebuah pengertian baru. Mungkin itulah yang disebut gabungan kata, tetapi saya tidak tahu persis.
Ada dua kata lain yang usianya lebih muda daripada mata air dan mata kaki, tetapi entah sejak kapan sudah ditulis serangkai seperti kita menulis "matahari". Yang saya maksudkan adalah kata "bea" dan "siswa". Dalam KBBI edisi ketiga saya temukan kata ini sudah menjadi lema sendiri menjadi "beasiswa" dan dianggap satu kata saja, tetapi bea cukai dan bea meterai tetap ditulis terpisah.
Saya tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk meneliti mengapa "matahari" dan "beasiswa" itu ditulis serangkai. Di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) hal mengenai proses penyerangkaian kata gabungan tidak saya temukan penjelasannya.
Setelah berpikir cukup lama sampai hampir pusing, akhirnya saya menemukan alasannya menurut rekaan saya sendiri. Kata "matahari" diserangkaikan penulisannya mungkin sekali karena alasan berikut:
(1) matahari sudah merupakan sebuah nama benda, dan
(2) matahari adalah benda yang di dunia ini cuma ada satu, atau dengan perkataan lain, tidak dapat dijumlahkan dengan pengulangan kata-katanya.
(3) karena dianggap satu kata menurut konsensus umum
Mata hari tidak dapat kita jumlahkan dengan proses pengulangan kata-katanya seperti kita menyebut "mata-mata hari" lantaran penjumlahan itu tidak akan menghasilkan mata hari yang lebih dari satu. Karena itu, nama sang surya itu kita tulis serangkai saja menjadi "matahari".
Tetapi,
Mata air, mata pisau, mata kaki, dan mata rantai adalah istilah atau sebutan (dan bukan nama benda) yang tiap-tiap kata dalam kata gabungan itu dapat kita jumlahkan dengan proses pengulangan kata awalnya sehingga menghasilkan jumlah yang lebih dari satu.
Kita dapat mengatakan mata-mata air, mata-mata kaki, mata-mata pisau, dan mata-mata rantai untuk menyatakannya lebih dari satu jumlahnya (banyak).
Sehubungan dengan butir (1) dan (2) di atas, maka saya menarik kesimpulan bahwa kata gabungan "kerja sama" dan "sepak bola" haruslah kita tulis serangkai menjadi "kerjasama" dan "sepakbola". Dua kata ini tidak dapat kita jumlahkan sebab sudah merupakan nama dan tidak dapat dijumlahkan. Bandingkan dengan kata "olahraga" yang telah ditulis dalam KBBI edisi ketiga menjadi satu kata saja.
Ada banyak kerjasama di bidang ekonomi atau di bidang politik antarnegara, misalnya, tetapi kata "kerjasama" itu tetaplah satu. Kita tidak lazim mengatakan kerja-kerja sama di bidang ekonomi.
Sejalan dengan itu, sepakbola itu pun di dunia ini adalah nama sebuah permainan di lapangan hijau dengan dua tim yang masing-masing terdiri atas 11 pemain yang saling berhadapan dan mengejar-ngejar bola untuk dimasukkan ke gawang lawan. Kita juga tidak lazim mengatakan "sepak-sepak bola", lantaran permainan itu hanya ada satu saja. Karena itulah permainan itu mestinya kita serangkaikan penulisannya menjadi "sepakbola" saja. Kata itu adalah terjemahan dari bahasa Inggris "football" (satu kata saja).
Yang mengherankan saya, mengapa KBBI menganggap istilah "beasiswa" itu sebuah lema yang penulisannya diserangkaikan pula padahal kata itu adalah gabungan kata "bea" dan "siswa" yang tiap-tiap katanya dapat kita jumlahkan menjadi bea-bea siswa.
Bukankah kata bea siswa itu sama dan serupa dengan bentuk gabungan kata yang lain seperti "beha siswi"? Mungkin belum dianggap gabungan kata.
Umbu Rey
Minggu, 29 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
halo paman nenek moyang!
perkenalkan, saya hanyalah bocah bau kencur lagi minim asam garam di bidang bahasa indonesia serta berusia sekitar sepertiga kurang sedikit dari usia Anda.
saya sangat mengapresiasi analisis Anda yang sangat dalam, setidaknya menurut saya.
saya ingin berpendapat, bahwa kata 'kerja sama' dan 'sepak bola' janganlah disamakan dengan 'matahari' karena hal berikut ini.
'matahari' tidak dapat ditulis 'mata hari', karena menurut Anda tidak akan pernah ada kata pengulangan 'mata-mata hari' seperti halnya 'mata-mata air', 'mata-mata rantai', dsb.
namun, analogi tersebut hendaknya tidak langsung diartikan bahwa karena tidak ada 'kerja-kerja sama' atau 'sepak-sepak bola' maka seharusnya penulisan 'kerjasama' dan 'sepakbola' digabung.
bagaimana Anda menjelaskan kata 'tanggung jawab', 'jasa marga', 'duta besar', 'tata surya', 'uji coba'?
menurut saya, kata-kata yang saya sebutkan terakhir merupakan kelompok yang sama dengan kata 'kerja sama' dan 'sepak bola', yaitu kelompok kata majemuk yang penulisannya memang terpisah.
(sumber: Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, oleh Widjono Hs)
mohon dikoreksi jikalau saya keliru.
kita hidup untuk belajar.
kita mati untuk belajar.
kita adalah pembelajar.
Posting Komentar