Menurut kalender resmi tahun Masehi, hari Idulfitri tahun ini jatuh pada hari Rabu 1 Oktober 2008. Akh, nggak benar itu! Yang benar, Idulfitri tahun 2008 akan jatuh pada hari H. Kalau Anda tidak percaya, tunggulah nanti sampai waktunya tiba.
Para wartawan dan para pejabat instansi di bidang keagamaan dan pejabat di lembaga yang terkait dengan urusan Iduliftri mulai dua minggu ke depan akan dengan lantang mengatakan Idulfitri itu adalah hari H. Padahal, dalam kalender nasional nama hari yang kita kenal adalah Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Mingu. Cuma ada tujuh hari, dan tidak ada itu yang namanya hari H.
Entah mengapa disebut hari H, saya tidak paham benar. Setelah tanya sana tanya sini, saya mendapat jawaban bahwa hari H itu ada lantaran orang atau pejabat dan wartawan suka
latah. Konon, hari H itu muncul sebagai terjemahan D-Day dalam bahasa Inggris.
Arti huruf D dalam D-Day itu tidak ada yang pasti. Kamus Wikipedia mengatakan D-Day dapat juga berarti Day of Days. Istilah ini semula hanya digunakan di kalangan militer saja.
Mungkin itu sebabnya D-Day lalu diterjemahkan menjadi Hari H. Cuma, istilah militer itu lalu dipakai untuk hari keagamaan, jadi ganjil juga rasanya.
Kebetulan sekali Idullfitri tahun ini akan jatuh pada 1 Oktober (jika ditetapkan demikian) bersamaan dengan peristiwa kudeta berdarah tahun 1965 yang dilakukan oleh PKI pimpinan Aidit. Tanggal 1 Oktober 1965 itu adalah D-Day penculikan tujuh jenderal oleh PKI, dan karena itu disebut Gestok atau Gerakan Satu Oktober. Tetapi, pemerintah Orde Baru pimpinan Soeharto menyebut D-Day PKI terjadi pada 30 September dan karena itu disebut G-30 S/PKI atau Gerakan 30 September
Maka pada tanggal 30 September 2008 (satu ahri sebelum D-Day umat Islam akan menyerukan takbir dan tahmid. Tetapi itu dilakukan untuk merayakan sebagai hari kemenangan setelah 30 hari berpuasa menuruti perintah agama. Bukan untuk memuji Pak Harto dan Pancasila yang telah menumpas PKI.
Ada sebagian orang yang mengatakan D- adalah singkatan dari kata (Inggris) "Decision". Jadi, D-Day adalah hari keputusan atau hari yang ditetapkan. Kalau demikian, huruf H dalam hari H itu singkatan dari kata apa? Ya, sudahlah, biarkanlah begitu.
Yang menjadi masalah kemudian adalah, apakah hari H itu cuma sehari, ataukah dua hari karena Idulfitri ditetapkan jatuh pada tanggal 1 dan 2 Oktoberr 2008. Tahun yang lalu dalam milis ini pernah juga disinggung secara singkat perkara hari H itu lantaran penggunaannya terserah pada yang menyebutnya. Jadi, mana suka sajalah. Yang bingung orang yang baca.
Kantor Berita Antara akan cenderung mengatakan hari H itu adalah tanggal 1 dan 2 Oktober. Jadi, H-1 (baca: Ha min satu) adalah "satu hari sebelum" tanggal 1 Oktober, dan H+1 (baca: Ha plus satu) adalah "satu hari setelah" tanggal 2 Oktober.
Mengapa begitu, karena tidak ada ketentuan yang menetapkan bahwa hari H itu cuma sehari.
Boleh dua hari dan boleh juga tiga hari. Nah, yang perlu dipertanyakan, hari Idulfitri itu
menurut ketentuan agama ada berapa harikah?
Jika Idulfitri itu jatuh pada hari Rabu 1 Oktober (tahun Masehi) maka hari dan tanggal itulah yang disebut hari H, dan karena itu Kamis 2 Oktober merupakan masa libur tambahan atau H+1.
Agaknya ada salah pengertian mengenai hari H yang merupakan hari yang ditetapkan dan hari H yang merupakan masa Lebaran.
Rekan-rekan di media massa khususnya yang tergabung dalam FBMM (Forum Bahasa Media Massa) mesti menetapkan hari H itu hari apa.
Umbu Rey
Senin, 08 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar